SUARA CIREBON – Sehari sebelum memasuki Tahun Baru Imlek, di meja sembahyang masyarakat Tionghoa selalu ada berbagai macam sajian persembahan.
Dari mulai masakan, makanan dan aneka buah, serta minuman teh di altar atau meja sembahyang. Saat Imlek, ada hal Utama yang mesti dipenuhi oleh warga Tionghoa untuk mengisi berbagai jenis persembahan.
Budayawan Suhu Jeremhy Huang Wijaya menjelaskan, biasanya dalam meja sembahyang persembahan yang disajikan untuk leluhur harus meliputi 5 warna.
“Tidak sembarangan makanan untuk sajian persembahan di meja sembahyang. Mesti harus memenuhi lima unsur warna sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur,” tutur Suhu Jeremy.
ada lima warna dari sajian persembahan di meja sembahyang. Warna merah, kuning, coklat, putih dan hijau.
“Kelimanya mewakili ima unsur yang ada dalam kehidupan yaitu air (udara), kayu, logam, tanah, dan api,” tutur Suhu Jeremy, Minggu 12 Januari 2025.
Hal lain yang biasanya selalu ada ialah batang bambu kecil (famili poaceae). Bambu kecil ini diikat, lalu juga ada batang tebu di meja sembahyang sebagai lambing rasa manis.
Warga Tionghoa menempatkan batang bambu kecil diikat sebagai simbol kekuatan, keteguhan, kebajikan, kejujuran, kokoh, teguh, kerendahan hati, kesetiaan, ketulusan, ketahanan dan pertumbuhan.
“Bambu melambangkan kemurnian jiwa, dan bagian tengahnya yang berongga melambangkan kekosongan dan keterbukaan terhadap yang Ilahi. Kepasrahan kepada kehendak yang maha kuasa dalam kehidupan,” tutur Suhu Jeremy.
Unsur-unsur ini, menjelang tahun baru Imlek biasanya sudah mulai dipersiapkan oleh masyarakat Tionghoa untuk menjadi sajian persembahan di meja sembahyang.
“Semua ada makna simboliknya. Sebenarnya, di luar yang bersifat perayaan, Imlek lebih sebagai fenomena ritual atau spiritual yang intens, atau khusyu, di kalangan warga Tionghoa,” tutur Suhu Jeremy.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.