SUARA CIREBON – Curah hujan di Kabupaten Indramayu masih tinggi. Bahkan sejak Sabtu sampai Senin 8 hingga 10 Februari 2025, hujan lebat masih turun.
Dinas Kesehatan setempat memberi peringatan kepada warganya. Selama Januari hingga Februari ada tren lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dana di Dinkes, data sampai pertengahan Januari 2025, sudah tercatat sedikitnya 55 kasus DBD.
Ini melonjak tajam bila dibandingkan periode sama di tahun 2024 lalu yang untuk periode satu bulan penuh hanya mencatat 33 kasus.
“Dua kali lipat lebih. Trendnya terus naik. Tahun lalu sat bulan 33 kasus, Januari 2025 ini, baru setengah bulan sudah 55 kasus,” tutur Kepala Dinas, dr Wawan Ridwan.
Trend melonjak tajamnya kasus DBD ini sangat mengkhawatirkan. Dinkes meminta masyarakat waspada dengan trend lonjakan tersebut.
Musim hujan, dinilai sebagai faktor penyebab melonjak tajamnya kasus DBD di daerah pantura Jawa Barat tersebut.
Sejak Januari 2025,cuaca ekstrem terjadi di Indramayu. Hujan lebat masih terus berlangsung, namun sering tiba-tiba cuaca berubah menjadi panas.
“Cuaca ekstrem yang labil ini memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Seperti beberapa hari ini, malam hujan lebat, siangnya panas. Ini situasi yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk,” tutur Wawan Ridwan.
Dinkes mencatat, pasien DBD tersebar di 25 puskesmas dari 49 puskesmas yang ada di Indramayu.
Kasus-kasus DBD lebih banyak terutama ditemukan di wilayah pesisir yang dekat dengan laut seperti Kecamatan Pasekan, Indramayu dan Sindang.
Kasus DBD terjadi di wilayah yang memiliki genangan air atau terkena banjir, terutama di dataran yang landai dan dekat dengan wilayah pesisir.
Wawan Ridwan juga mengungkapkan fenomena terbaru dari perilaku nyamuk aedes aegypti pada beberapa tahun terakhir.
Jika sebelumnya, nyamuk ini menggigit manusia dalam waktu terbatas pada pagi hari dan sore hari, kini berlangsung sepanjang hari.
“Di wilayah banjir dan genangan, nyamuk menggigit sepanjang hari. Mungkin karena tidak ada air bersih kjarena genangan dan banjir, akhirnya menggigit manusia,” tuturnya.
Meningkatnya frekuensi gigitan nyamuk ke manusia ini yang menjadi penyebab terjadinya lonjakan tajam kasus DBD.
“Kita siagakan puskesmas dan tenaga kesehatan akan fenomena lonjakan DBD ini. Kita sudah melakukan fogging di sejumlah tempatyang ditemukan kasus DBD,” tutur Wawan Ridwan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.