SUARA CIREBON – Hari Jadi ke-543 Kabupaten Cirebon terasa sangat istimewa dengan kehadiran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Kedatangan pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini disambut oleh Bupati dan Wakil Bupati Cirebon serta Forkopimda dan para kepala satuan perangkat daerah (SKPD) dengan tarian mapag kanjeng dalem diiringi alunan gamelan renteng.
Bupati Cirebon, H Imron mengaku merasa bersyukur dan bangga karena orang nomor satu di Jawa Barat ini menyempatkan hadir di hari bersejarah Kabupaten Cirebon.
“Sebagai bupati kami bersyukur dan merasa bangga karena mama kula dugi teng (karena orang tua saya datang ke, red) Kabupaten Cirebon dan memberikan arahan dan bimbingan,” ujar Imron, Senin, 21 April 2025.
Menurut Imron, apa yang disampaikan oleh Gubernur Jabar tersebut bakal segera dibahas dengan DPRD Kabupaten Cirebon baik arahan terkait seni, budaya, pembangunan fisik maupun arahan lainnya.
“Tadi arahannya yang paling utama adalah pembangunan dan permasalahan masyarakat, dimana negara harus hadir memberikan solusi atas permasalahan masyarakat kita,” kata Imron.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun menyebut kehadiran dirinya di Hari Jadi ke-543 Kabupaten Cirebon ini sangat spesial. Karenanya, ia rela meninggalkan dua kegiatan strategis, yakni kegiatan dengan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat di Sukabumi dan kegiatan Menko Infrastruktur di Kertajati.
“Karena bagi saya, ini adalah kerangka dasar untuk segera membangun spirit bersama agar daerah-daerah tumbuh dengan baik. Dan saya sampaikan di ultah ini, Kabupaten Cirebon sudah banyak mengalami kemajuan tapi kita tidak boleh berpuas diri terhadap prestasi yang ada hari ini,” ujar KDM –sapaan akrab Dedi Mulyadi.
Menurut KDM, ke depan infrastruktur di Kabupaten Cirebon harus dibenahi secara bersama-sama dari mulai pusat kota sampai desa. Bukan hanya jalan, tapi juga infrastruktur bangunan-bangunannya harus ditata arsitekturnya dan dikembalikan ke khas gaya Kacirebonan.
Kemudian, lanjut KDM, Pemkab Cirebon juga harus terus mengembangkan inovasi tentang pakaian gaya khas Cirebon. Pasalnya, saat ini motif batik mega mendung sudah menjadi trademark-nya Jawa Barat.
“Rumah saya itu mega mendung banget, seluruh desain ruangannya mega mendung,” paparnya.
Selain itu, makanan khas Cirebon juga sudah sangat digemari bahkan sudah go nasional. Ia ingin agar ke depan dilakukan penataan outlet-outlet hingga trotoar di kota didesain dan ditata dengan baik.
Kang Dedi juga ingin agar seluruh area kawasan menuju daerah batik Trusmi segera ditata dengan baik. Termasuk pembenahan pasar-pasar tradisional dan me-recovery becak-becak yang ada.
“Kalau kita masuk Cirebon ini beda dengan masuk daerah lain, kita masuk ke sebuah daerah tua, kota lama dan membuat imajinatif-nya tinggi,” terangnya.
Ia menambahkan, paling utama dilakukan oleh Pemda adalah penanganan problem di jalanan seperti genk motor, knalpot brong, miras, eksimer dan sejenisnya yang dinilai agak merajalela. Sehingga harus segera ditangani secara paripurna agar kultur sebagai kota wali dan kabupaten yang berkebudayaan, menjadi karakter wajah Cirebon ke depan.
Dirinya berharap, Bupati dan Wakil Bupati dengan spirit baru, bisa bersinergi dengan Pemprov Jabar untuk mewujudkan “Cirebon Mentereng”.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.