SUARA CIREBON – Perum Bulog bakal menjaga harga gabah petani stabil pada musim panen tahun 2025 ini.
Kepala Perum Bulog Kancab Cirebon, Raimaijon Purba, mengatakan, sesuai instruksi Presiden Prabowo, Perum Bulog harus ikut menjaga harga gabah petani stabil.
“Perum Bulog menargetkan membeli gabah petani sebanyak 3 juta ton atau 10 persen dari perkiraan 33-34 juta ton gabah secara nasional,” kata Raimaijon, saat ditemui di kantornya, Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Raimaijon, dalam Asta Cita-nya, Presiden Prabowo Subianto, secara teras menginstruksikan untuk membangun ketahanan pangan. Sebagai upaya merangsang gairah para petani, lanjut Raimaijon, Presiden Prabowo bahkan mematok Harga Eceran Terendah (HET) gabah petani di angka Rp6.500 per kilogram.
“Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon saat ini sudah menerima gabah setara beras dari petani sebanyak 100.000 ton,” katanya.
Pihaknya kini tengah melakukan pemetaan perencanaan penyerapan gabah petani di wilayah kerja Perum Bulog Kancab Cirebon.
“Data perencanaan yang dibuat tersebut, agar petani paham bahwa angka perencanaan itu bukan kuota penyerapan, namun hanya sebatas tolok ukur untuk perkiraan penyerapan di wilayah tersebut,” katanya.
Petugas Perum Bulog Cirebon, menurut dia, masih intens turun ke lapangan untuk menyerap gabah para petani.
“Kalau wilayah Cirebon Timur kan sudah hampir selesai panen, makanya kita sekarang sedang bergeser ke wilayah barat yang masih ada panen,” katanya.
Raimaijon mengungkapkan, peran Bulog sejauh ini untuk menyejahterakan para petani dengan menjaga harga gabah dari petani tetap di angka Rp6.500 per kilogram.
“Jika ada harga gabah di bawah harga Rp6.500, maka di situ peran Bulog turun untuk menyerap gabah petani. Tapi jika ada harga di atas Rp6.500, maka kami mengaku bersyukur karena petani bisa jauh lebih untung dengan gabah di atas harga standar yakni Rp6.500,” katanya.
HET tersebut, menurut dia, merupakan Instruksi Presiden (Inpres) yang harus dipedomani oleh semua pihak, termasuk pihak ketiga atau tengkulak. Jika ada tengkulak bermain dengan membeli gabah di bawah harga HET, Rp6.500 per kilogram dari petani, maka bisa dipidanakan karena tidak sesuai standar ketentuan Rp6.5000.
“Memang, pada saat panen raya pertama, harga gabah tidak ada yang di atas Rp6.500 per kilogram, maka kita turun dan harga akhirnya bisa stabil di atas Rp6.500 per kilogram. Dan sampai saat ini kita masih melakukan penyerapan gabah petani,” tuturnya.
Dengan jumlah penyerapan gabah dari petani yang saat ini, sudah sekitar 100 ribu ton gabah setara beras, maka dengan asumsi rendemen 50 persen, itu artinya penyerapan gabah basah dari petani sudah lebih dari 200 ribu ton.
“Jika berkaca pada pengalaman Bulog secara nasional yang pernah melakukan penyerapan gabah dari petani sebanyak 3 juta ton, saat itu Kantor Cabang Cirebon melakukan penyerapan sebesar 125.000 ton gabah setara beras. Maka target Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon untuk menjaga HET gabah ditargetkan minimal sama 125.000 ton gabah setara beras, kita masih akan melakukan penyerapan minimal 25.000 ton gabah setara beras,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.