SUMBER, SC- Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Jawa Barat, Ir Dicky Saromi memotivasi Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk melanjutkan pembangunan yang terbengkalai, yaitu Stadion Watubelah.
Menurutnya, Pemda Kabupaten Cirebon harus berani menuntaskan pembangunan stadion yang berlokasi di Jalan Raya Fatahillah, Watubelah, Kecamatan Sumber tersebut. Pasalnya, dia menyayangkan stadion yang sudah dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit itu jika sampai tidak bisa dimanfaatkan atau tidak berfungsi.
“Stadion Watubelah kan belum tuntas, jadi yang dilakukan sekarang itu kelihatannya kita harus bisa memberanikan diri untuk menuntaskannya,” ujar Dicky.
Untuk itu, Dicky mendorong Pemda Kabupaten Cirebon untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah (Porda) atau penyelenggaraan pekan olahraga lainnya. Karena, kata dia, dengan ‘nekat’ menjadi tuan rumah pekan olahraga, maka dukungan fasilitas dipastikan akan datang dari pihak yang peduli. Hal itu berkaca pada kota-kota lain yang dibangun dengan dasar “kenekatan” menyelenggarakan suatu event.
BACA JUGA: Yuk Datang, 200 Stand Akan Meriahkan Bazar Murah di Gor Ranggajati
“Tadi saya bilang ke Pak Bupati, berani saja pak kita jadi tuan rumah porda atau apa. Nah dengan (menjadi tuan rumah) itu akan membangkitkan semangat kita untuk menata (stadion) ini. Nanti orang peduli juga untuk membangun Cirebon. Kan banyak kota-kota yang dibangun by event. Jadi karena ada kegiatan kemudian orang akan peduli dan bangun,” papar Dicky.
Dia menjelaskan, dari hasil perbincangannya dengan Bupati Cirebon, diketahui masih banyak yang dibutuhkan untuk menuntaskan pembangunan Stadion Watubelah tersebut. Selain pembangunan tribun, pembangunan lanjutan stadion juga meliputi pembangunan atap, lintasan, hingga perbaikan rumputnya.
“Ya, kalau memang ada keinginan mari kita tuntaskan, kita usulkan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Agustus, Kelas Kampus ITB Arjawinangun Dibuka
Selain mendorong pembangunan lanjutan stadion, Dicky juga mengusulkan penataan kawasan perbatasan yakni perbatasan Kabupaten Cirebon (Jawa Barat) dan Jawa Tengah. Penataan kawasan perbatasan dilakukan dengan pembangunan gapura yang berbeda paradigmanya. Yakni bukan sebatas berdirinya gapura yang hanya seperti tugu semata.
“Paradigma perbatasan diubah, bukan hanya sebatas tugu tapi harus jadi satu tempat yang bisa dinikmati seperti taman dan sebagainya,” tandasnya. (Islah)