Kepada Suara Cirebon, pria asal Kuningan itu umurnya sudah tidak muda lagi itu menuturkan, semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kendati tenaganya sudah tak lagi seperkasa saat masih muda, namun ia tak pernah menyerah untuk mengais rezeki secara halal.
Bagi Edi, terik matahari dan dinginnya air hujan bukan halangan. Bahkan, saat kondisi mata yang sudah tidak lagi normal akibat katarak dan penyakit lainnya.
Terkadang, hasil dari penjualan cobek yang didapatnya itu jauh dari kata cukup. Bahkan, untuk mengembalikan modal yang dia keluarkan pun belum bisa terpenuhi. Namun, semua yang didapat selalu ia syukuri, berapapun nominalnya.
Edi mengaku, ia sudah lama berjualan cobek untuk menghidupi dirinya dan anak cucunya. Ia memiliki empat anak, namun keempat anaknya belum bisa memberikan nafkah untuknya. Sehingga, Edi memaksakan diri untuk berjualan cobek demi sesuap nasi.
“Karena tidak ada buat makan, jadi saya jualan, barangnya dari daerah Bobos, Sumber, Kabupaten Cirebon. Modalnya ada sekitar Rp 600 ribu, ini saya sudah capai sudah tidak kuat, yang penting ini sudah habis, tidak apa-apa dibeli semua Rp 300 ribu, nanti juga pasti ada lagi rezeki mah,” tutur Edi dengan nada merintih kelelahan kepada Suara Cirebon, saat ditemui di pinggiran jalan Perempatan Gunung Sari, Kota Cirebon, Rabu (24/2/2021).
Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Cirebon Kota, Iptu Zaitun sontak tergugah dan berempati kepada kakek tua itu. Zaitun pun langsung menyambangi Edi dan memborong semua cobek yang dijualnya.
Edi mengaku modal yang dikeluarkannya sekitar Rp600 ribu. Namun, ia rela menjual semua cobeknya dengan harga Rp300 ribu, dengan alasan sudah kelelahan memikul cobek tersebut, sehingga dirinya ingin segera pulang ke rumahnya untuk beristirahat.
“Ternyata si Bapak ini matanya tidak bisa melihat, sudah gitu dia tidak bisa angkat cobek yang dia jualnya karena berat. Saya awalnya beli satu, dia bilang ‘sudah Bu beli saja semuanya’, saya bilang berapa pak? Dia bilang Rp300 ribu Bu, tidak apa-apa ambil semunya’, ya sudah saya bayar langsung semuanya,” kata Zaitun.
BACA JUGA: Dua Rumah Warga Leuwimunding Ambruk
“Terus saya bagikan ke sejumlah wartawan, ini memang bentuk kepedulian pribadi, mudah-mudahanan bermanfaat untuk beliau meskipun tidak seberapa,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang wartawan bernama Wahyu juga merasakan keprihatinan yang sama. Dia lantas memberikan uang tambahan untuk kakek tersebut sebagai bentuk kepeduliannya. Tak hanya itu, beberapa wartawan lain juga turut andil bagian dalam memberikan sumbangan kepada Edi. Setelah itu, Edi pun sudah bisa pulang ke rumahnya dengan menaiki angkot. (Yusuf)