Untuk menyukseskan program vaksinasi ini, pemerintah tentu membutuhkan tenaga vaksinator yang bertugas menyuntikkan vaksin. Salah satunya, vaksinator muda, Wulan Suliwandara, S. Farm. Perempuan berusia 22 tahun ini, merasa bangga ketika dipercayai menjadi vaksinator.
“Kesan pertama saya tentunya merasa bangga dapat membantu dan ikhtiar mencegah Covid-19. Agar Indonesia khususnya warga Cirebon bebas dari Covid-19,” kata Wulan, saat ditemui Suara Cirebon, usai vaksinasi tenaga pengajar di SMPN 1 Koto Cirebon, Senin (29/3/2021).
Wulan mengakui, meski sudah terbiasa dengan jarum suntik, awal mula menjadi vaksinator tetap merasa gugup dan kaku.
“Ditambah lagi banyak orang. Ada yang karakternya tidak sabaran, ada pula yang sabaran. Tapi gimana lagi ini tugas tanggung jawab saya terhadap negara,” katanya.
Selama menjadi vaksinator, diakui perempuan asal Gunungjati ini, tidak sedikit masyarakat yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI).
BACA JUGA: Catur Wulan Anggraeni, Tak Bosan Sosialisasi Prokes
Menurutnya, kejadian KIPI yang paling terparah yakni penerima vaksin sampai jatuh pingsan. Efek lainnya, seperti terasa pegal, demam dan mengantuk.
“Sebelum divaksin baiknya sarapan dulu, jaga kesehatan jangan sampai kurang tidur. Hal ini dilakukan agar tidak mengalami KIPI,” ujar dara imut ini.
Alumni STF YPIB Cirebon ini mengajak masyarakat untuk merasa ragu dan takut divaksin.
“Karena vaksin ini untuk kekebalan tubuh, ayo divaksin!” pungkasnya. (Surya)