MAJALENGKA, SC- Kementerian Sosial (Kemensos) menilai beras program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat kualitasnya kurang baik. Penilaian itu berdasakan hasil temuan tim Kemensos yang melakukan sidak di salah satu tempat penyaluran beras BPNT di Kecamatan Kertajati, Majalengka, Kamis (28/7/2021).
Dalam Sidak itu, Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I Ditjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos RI, Haruman Hendarsa menilai, bahwa beras untuk program BPNT memang cenderung layak. Namun bicara kualitas, jelas dia, perlu ada perbaikan di masa yang akan datang.
Dijelaskan Haruman, dilihat dari sisi kualitas, untuk kelas premium derajat patahnya beras seharusnya berada di kisaran 5 sampai 10 persen. Namun, dari hasil Sidak, ditemukan derajat patah beras di atas itu.
“Tadi kalau melihat patahnya, banyak patahnya. Harusnya kan utuhnya 95 persen, tapi (tadi) banyak patahnya. Kalau kita saring, prosentasenya tinggi pasti, tapi kita nggak akan sejauh itu. Cuma mengingatkan ke depannya untuk diperbaiki,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pemkab Berencana Potong Gaji ASN
Untuk komposisi lain, jelas dia, seperti kandungan karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan vitamin serta mineral relatif memadai. Namun, dia berpesan agar untuk sejumlah item bisa menggandeng pengusaha lokal.
“Tahu-tempe itu bisa memberdayakan produksi pengusaha setempat,” jelasnya.
Berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial),Keputusan Kemensos tahun 2020 lalu,di Kabupaten Majalengka terdapat sebanyak 88.131 KK yang masuk sebagai KPM dalam program BPNT. (Dins)