“Kalau untuk mengatasi, seperti tadi stok yang jauh sangat kurang, kemudian masalah lainnya tidak mungkin dari modal sendiri. Oleh sebab itu, mereka mengajukan Rp2,5 miliar (penyertaan modal) untuk kebutuhan itu,” tuturnya.
Kondisi yang dialami Perumda Farmasi Ciremai, menurut Watid, menjadi salah satu cerminan bahwa pengelolaan perusahaan daerah di Kota Cirebon belum berjalan efektif dan maksimal. Maka dari itu, ia mendorong agar seluruh direksi mampu memperbaiki tata kelolanya.
BACA JUGA: Dana Bantuan Partai Politik Naik, Sekda Kota Cirebon: Penyaluran Tunggu Kesiapan Kas Daerah
“Secara umum saya kira inilah sebetulnya tantangan dari perusahaan daerah, jadi tata pengelolaannya masih semi birokrat. Harus mengubah mindset. Jadi cara-cara perusahan daerah belum seperti cara-cara tata kelola sebuah perusahaan,” ungkapnya.