Pembantaian ini menjadi catatan terburuk dalam sejarah Thailand dengan korban tewas sebanyak 36 orang, 24 di antaranya anak balita yang berusia 2 sampai 3 tahun.
BACA JUGA: RKUHP Melegitimasi Terbunuhnya Demokrasi, FORMASI Gelar Aksi Sampaikan 3 Tuntutan
Korban lainnya merupakan pria dan wanita yang bekerja di tempat penitipan akan.
Bahkan, seorang ibu yang bekerja di tempat penitipan anak yang menjadi tempat pembantaian polisi pecatan initewas ditembak dalam keadaan sedang memeluk seorang balita yang juga meregang nyawa.
Pelaku pembantaian merupakan polisi pecatan bernama Pranya Khamrab. Ia kabur menuju rumahnya setelah melakukan pembantaian di tempat penitipan anak.
Sesampai di rumahnya, Pranya Khamrab juga membantai anggota keluarganya. Istri dan anaknya tak luput dari keganasannya.
BACA JUGA: Terduga Pelaku Pembunuhan di Tanjunganom Tertangkap, Begini Motifnya
Istri dan anak Pranya Khamrab tewas dengan cara ditembak. Setelah itu, ia mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Pasca kejadian, polisi Thailand menjelaskan bahwa Pranya Khamrab merupakan anggota kepolisian Thailand yang dipecat setahun yang lalu karena terlibat dalam kasus narkoba dan akan disidang pada Jumat ini.