Apalagi, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, dari 26 kecamatan 25 termasuk rawan bencana alam.
Pemerintah sendiri mulai melakukan antisipasi menghadapi potensi bencana alam yang mungkin terjadi. Di antaranya melakukan pemetaan mitigasi bencana hingga koordinasi dengan lintasan sektor.
“Karena kita termasuk daerah rawan bencana. Ketika mengantisipasi dua musim apakah hujan atau kemarau kita selalu mempersiapkan diri,” kata Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi.
BACA JUGA: Memasuki Musim Hujan, Bencana Longsor Mengintai, Warga di Perbukitan Diimbau Waspada
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem akan terjadi sepekan ke depan.
Masyarakat diminta waspada terhadap bencana alam seperti banjir, longsor hingga pohon.
“Saat awal musim hujan diimbau waspada potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, puting beliung, dan lain-lain yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang,” kata Ahmad Faaizyin dari BMKG Stasiun Kertajati.
Kendati hujan mulai menguyur Majalengka, BMKG sendiri memprediksi awal musim hujan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) jatuh pada pertengahan awal bulan ini.
BACA JUGA: Wilayah Langganan Bencana di Cirebon Mulai Dipetakan, Terutama Banjir dan Tanah Longsor
Jumlah curah hujan dengan intensitas 100 sampai 300 milimeter per bulan diprakirakan jatuh pada bulan Oktober. Adapun prakiraan puncak musim hujan di Ciayumajakuning terjadi pada Januari, Februari, Maret 2023.
“Prakiraan awal musim hujan di Cirebon, Majalengka, Kuningan jatuh pada Oktober Dasarian 2, yakin tanggal 11-20 Oktober hingga November Dasarian 1, tanggal 1-20 November,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka tercatat ada 25 kecamatan masuk katagori rawan bencana alam dengan tingkat potensi berbeda.
Dua puluh lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Argapura berpotensi bencana gerakan tanah menengah-tinggi dan berpotensi banjir bandang aliran/bahan rombakan.
BACA JUGA: Tebing Cimanis Kembali Longsor, Pipa Saluran Irigasi Terputus, Petani Terancam Kesulitan Air
Kecamatan Bantarujeg berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi, Kecamatan Cikijing berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kecamatan Cingambul berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Dawuan berpotensi gerakan tanah menengah. Kecamatan Jatiwangi berpotensi gerakan tanah menengah.
Selanjutnya, Kecamatan Kadipaten berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Kasokandel berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kecamatan Kertajati berpotensi gerakan tanah menengah. Kecamatan Lemahsugih berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Leuwimunding berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kecamatan Ligung berpotensi gerakan tanah menengah. Kecamatan Maja berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Majalengka berpotensi gerakan tanah menengah-tingg.
Kecamatan Malausma berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Palasah berpotensi gerakan tanah menengah. Kecamatan Panyingkiran berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Pembantu Banjaran berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Pembantu Cigasong berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Rajagaluh berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kemudian Kecamatan Sindang berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Sindangwangi berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi berpotensi banjir bandang aliran/bahan rombakan.
BACA JUGA: Longsoran Tebing di Majalengka Hantam Rumah Warga
Kecamatan Sukahaji berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. Kecamatan Sumberjaya berpotensi gerakan tanah menengah dan Kecamatan Talaga berpotensi gerakan tanah menengah-tinggi. (Abr)