Sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon dan Indramayu mengalami kebanjiran. Di Kota Cirebon, di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi, bahkan merasakan banjir terparah.
Air akibat hujan deras dan luapan sungai, menyebabkan banjir besar. genangan air masuk ke rumah penduduk sampai 1,8 meter.
Ada sekitar 500 warga terpaks mengungsi. Warga merasakan ini banjir terparah. Sebelumnya tidak pernah ada banjir sampai air masuk rumah, apalagi setinggi satu meter lebih.
Di Kabupaten Cirebon, banjir pada Kamis malam, 30 Maret 2023, menerjang empat kecamatan yang disebabkan hujan deras dan luapan air sungai.
Meliputi Kecamatan Plered, Tengah Tani, Mundu dan Talun. Ribuan warga terpaksa diungsikan sebab air menggenangi rumah dengan ketinggian genangan mencapai satu meter.
Bahkan seperti di Desa Kecomberan, Talun dan Dawuan, Tengah Tani, terjadi banjir bandang ketika luapan air menerjang pemukiman penduduk pada Kamis malam.
Bagi petani di kecamatan sentra pertanian di Kabupaten Cirebon dan Indramayu, cuaca ekstrim dampak dari Siklon Herman, membuat panen raya terhambat.
“Sepekan ini panen terkendala hujan deras. Panen terpaksa diundur karena sawah tergenang,” tutur Sutatang, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, Senin 3 April 2023.
Hujan deras dan luapan sejumlah aliran irigasi membuat sawah yang sebenarnya sudah masuk jadwal panen, jadi terhambat.
Petani terpaksa memundurkan panen menunggu sampai air surut. Hasil panen, secara kualitas maupun kuantitas menjadi menurun.
“Banyak tanaman padi yang harusnya panen malah terendam dan bercampur lumpur. Ini merepotkan para petani saat memanen. Kualitas gabah menurun,” tutur Sutatang.
Dijelaskan, bulan Maret – April merupakan puncak panen raya di pantura Indramayu. Sampai awal April, panen sudah berlangsung di kecamatan, dan akan terus meluas hingga pertengahan.
Petani rata-rata khawatir jika hujan masih sering turun, panen bisa gagal. Kalaupun masih bisa panen, selain merepotkan kualitas gabah menurun.
“Biasanya saat panen itu mulai masuk kemarau. secara teknis lebih mudah. Ini malah hujan,” tutur Sutatang.
Di Indramayu, panen kini tengah berlangsungdi wilayah timur dan tengah. Meliputi Kecamatan Karangampel, Juntinyuat, Sliyeg, Jatibarang, Widasari, Sliyeg, Lelea dan Lohbener.
“Kami berharap pekan ini tidak ada hujan deras,” tutur Sutatang.
Kekhawatiran menurunnya kualitas gabah juga diungkapkan Sandi Wiranata, petani di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Sama seperti dialami petani Indramayu, petani di Cirebon yangberbatasan dengan Indramayu mengkhawatirkan cuaca ekstrim yang tak bisa diprediksikan.
“Kalau hujan deras saat panen raya alamat wasalam mas. Kualitas gabah akan menurun,” tutur Sandi.
Sandi juga melihat akibat hujan yang masih sering turun membuat areal sawah yang harusnya sudah dipanen terpaksa diundur.
Ia khawatir, kalau genangan air yang merendam padi usia panen berlangsung lebih dari tiga hari berdampak buruk bagi kualitas gabah dan tanaman padi.
“Bila terendam lebih dari tiga hariu akarnya bisa membusuk dan mati. Gabah kualitas akan merosot. Membusuk di sawah,” tutur Sandi.
Genangan air di areal pertanian atau sawah yang mengkhawatirkan terlihat di Kecamatan Gegesok, Panguragan dan daerah Jamblang.
“Petani dilema. Kalau nekad dipanen pasti hasilnya tidak optimal. Kalau tidak dipanen, takut mati dan gabah membusuk akibat terendam air,” tutur Sandi.***