SUARA CIREBON – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, selama periode Januari hingga April 2024, mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Sepanjang periode tersebut, tercatat puluhan warga terjangkit penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aides aegypti tersebut, tiga di antaranya meninggal dunia.
Hal itu dikemukakan Kepala Puskesmas Sidamulya, Poedjo Wardojo, usai mengadakan rapat bersama unsur Muspika Astanajapura, di aula kantor kecamatan setempat, Rabu, 24 April 2024.
Poedjo menuturkan, kasus DBD di Kecamatan Astanajapura dari periode Januari hingga April 2024 tercatat sebanyak 39 kasus. Ke-39 kasus DBD tersebut, terjadi di dua wilayah puskesmas yakni Puskesmas Sidamulya dan Puskesmas Astanajapura.
“Untuk yang ditangani Puskesmas Sidamulya ada 24 kasus dan yang ditangani Puskesmas Astanajapura,” kata Poedjo.
Kasus itu mengalami peningkatan tajam sejak awal April. Bahkan, lanjut Poedjo, di bulan April ini, ada tiga korban meninggal dunia, dengan rincian korban dua anak-anak dan satu orang dewasa.
“Kasus pertama warga meninggal akibat DBD berasal dari Desa Sidamulya dimana korbannya usia dewasa, lalu di Mertapada Wetan berusia 1 tahun dan Desa Buntet 9 tahun,” ujarnya.
Poedjo menjelaskan, setelah gejala DBD muncul pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah sakit. Ia menduga, saat dibawa ke rumah sakit kondisi korban sudah kritis.
“Mungkin saat tiba di rumah sakit kondisi pasien sudah sangat kritis,” katanya.
Menurut Poedjo, kasus kematian akibat DBD salah satunay disebabkan, kesadaran orang tua dalam mengenali gejala DBD yang dinilai lamban. Pasalnya, masih ada beberapa orang tua yang kurang responsif terhadap gejala yang dialami anak-anak yang terjangkit DBD.
“Dari beberapa kasus, orang tua baru membawa anak ke rumah sakit setelah gejala menjadi sangat parah, seperti pingsan atau mimisan,” imbuhnya.
Dengan adanya peningkatan kasus DBD, Poedjo menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengidentifikasi gejala yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
“Perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan gejala DBD dan penanganan yang tepat,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Camat Astanajapura, Suharto, mengatakan, adanya peningkatan kasus DBD hingga mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, pihaknya bersama pihak Puskesmas Sidamulya dan Puskesmas Astanajapura menggelar rapat koordinasi, mengundang dengan perwakilan desa se-Kecamatan Astanajapura.
Adanya peningkatan kasus DBD di wilayah Kecamatan Astanajapura, menjadi sorotan serius bagi pemerintah setempat. Terlebih, terdapat tiga korban meninggal dunia akibat DBD.
“Tiga korban DBD meninggalnya di bulan April ini, tapi kalau kasusnya sudah tercatat sejak Januari 2024,” kata Suharto.
Meski telah terdapat tiga kasus kematian, namun pihaknya belum menyatakan peristiwa itu sebagai status Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya, lanjut Siharto, untuk menyatakan status KLB memerlukan analisis dan data yang lebih lengkap.
“Kalau yang menyatakan KLB itu kan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.