SUARA CIREBON – Nasib nahas dialami Murni, warga Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, perhiasan emas miliknya seberat 37 gram raib digondol komplotan pencuri yang mengaku sebagai petugas kesehatan dengan modus pemeriksaan kesehatan gratis, pada Selasa, 8 Oktober 2024 kamarin.
Aksi para pelaku terekam kamera pengawas (CCTV). Dari kamera CCTV pelaku berjumlah empat orang, tiga di antaranya perempuan dan satu orang laki-laki.
Murni menyampaikan kronologis kejadian berawal, saat dirinya kedatangan tamu berjumlah empat orang yang mengaku dari dinas kesehatan dengan menawarkan terapi kesehatan secara gratis. Ia tidak menaruh kecurigaan, pasalnya penampilan para pelaku layaknya petugas kesehatan.
Para pelaku tersebut, meminta izin masuk ke dalam rumah. Saat itu, dirinya seperti terhipnotis dan mengikuti semua yang diperintah keempat pelaku. Bahkan, saat salah seorang pelaku dengan leluasa bergerak layaknya di rumah sendiri hingga masuk ke dalam kamar.
“Saya seperti terhipnotis mengikuti yang mereka minta. Awalnya saya disuruh rebahan untuk dilakukan terapi, tapi sebelum diterapi semua perhiasan diminta untuk dilepas. Anehnya saya ikutin semua,” kata Murni, Rabu, 9 Oktober 2024.
Para pelaku meminta Murni melakukan terapi kesehatan air panas. Namun tanpa disadarinya, perhiasan emas berupa gelang dan cincin dengan berat keseluruhan sekitar 37 gram yang dilepas dari tubuhnya, dengan sigap diambil pelaku.
Ia baru menyadari telah kehilangan perhiasannya setelah para pelaku pergi meninggalkan seorang diri. Akibat kejadian tersebut, Murni mengalami kerugian sekitar Rp25 juta.
“Saya baru sadar cincin dan gelang emas senilai Rp25 juta itu hilang setelah mereka telah pergi,” ungkapnya.
Menurut Murni, sebelum kejadian dirinya sempat menanyakan asal para pelaku dan dijawab salah seorang di antaranya dari daerah Bandung. Namun ucapan para pelaku, Murni meyakini tidak ada logat ciri khas Bandung (Sunda, red) saat bercakap.
“Saya sempet curiga katanya dari Bandung, tapi kok gak ada logat Sundanya,” ujarnya
Dirinya berharap pelaku dapat segera tertangkap dan barang berharga miliknya dapat kembali.
“Mudah-mudahan segera tertangkap, biar tidak ada lagi korban lainnya,” harapnya.
Sementara petugas kepolisian dari Polsek Gebang, setelah menerima laporan langsung mendatangi rumah korban untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas juga meminta keterangan saksi.
Kapolsek Gebang, AKP Wawan Hermawan, mengatakan, dari olah TKP awal petugas mendapati jika pelaku berjumlah empat orang, dengan berbagi tugas mulai dari menerapi, mengalihkan perhatian hingga mengambil perhiasan emas seberat 37 gram. Saat ini petugas kepolisian telah mengamankan CCTV untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Terkait kejadian penipuan dengan cara hipnotis yang menimpa warga Playangan, Kecamatan Gebang tersebut, dari olah TKP pelaku berjumlah empat orang, mereka datang sekitar pukul 10.30 sampai jam 11.30 WIB,” ujar AKP Wawan Hermawan.
Dari informasi yang digali, dalam melakukan aksinya para pelaku meyakinkan korbannya sebagai petugas kesehatan. Salah seorang pelaku membujuk keluarga terutama korban untuk mencoba diterapi dengan menggunakan alat.
“Sebelum memberikan terapi dengan menggunakan alat, salah satu pelaku itu bilang bahwa ibu tolong cincin dengan gelangnya disimpan karena nanti akan diterapi, sehingga si ibu nurut dan disimpan perhiasan-perhiasan tersebut,” ungkapnya.
Terpisah Sekdis Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr H Edi Susanto mengaku mendapat informasi adanya korban hipnotis dengan modus mengaku sebagai petugas kesehatan dari jajarannya yang bekerja di Puskesmas Gebang.
“Dipastikan tidak ada petugas kesehatan dari Kabupaten Cirebon yang melakukan tindakan seperti yang viral di medsos, orang-orang yang seperti itu kan biasa memakai nama organisasi apa saja sehingga itu menjadi bahan untuk melakukan penipuan,” terangnya.
Edi memastikan, program kegiatan Dinkes akan selalu menyertakan petugas terdekat, dalam hal ini pihak puskesmas dengan didampingi bidan desa dan kader desa setempat.
“Jadi ketika ada yang mengaku petugas dari Dinkes dipastikan akan dikawal oleh bidan desa dan lainnya, kalau tidak ada maka mohon masyarakat untuk waspada dan segera melapor ke puskesmas terdekat,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.