SUARA CIREBON – Sesudah selesai perayaan Tahun Baru 2025 masehi, masih di di bulan Januari 2025 ini mall dan pusat perbelanjaan mulai ganti dekorasi menyambut Tahun Baru Imlek.
Tahun ini, Imlek akan jatuh pada tanggal 29 Januari 2025, Berdasarkan tahun Kong Zi Li berangka tahun 2576 atau selisih lebih dari 500 tahun lebih tua.
Tidak banyak yang tahu mengenai sejarah Imlek dan kapan, serta dimasa dinasti siapa pertama kali tahun baru Imlek dirayakan.
Budayawan Jeremy Huang Wijaya atau lebih akrab disapa Suhu Jeremy mengungkapkan sejarah perayaan Tahun Baru Imlek yang menandai musim tanam di Tiongkok.
Tahun baru Imlek di Tiongkok China pertama kali dirayakan pada jaman Dinasti Shang pada 1600-1046 sebelum masehi (SM).
Waktu itu upacaranya berupa sembahyang, pengorbanan bagi para dewa dewi dan untuk para leluhur.
Perayaan Imlek juga sebagai tanda penghormatan untuk para leluhur, sekaligus menyembah alam semesta sebagai tanda syukur.
“Selain itu masyaakat Tionghoa meminta supaya tanaman yang ditanam dapat menghasilkan panen berlimpah,” tutur Suhu Jeremy, Jumat 3 Januari 2025.
Dalam sejarahnya, perayaan tahun baru Imlek berkembang pada jaman Dinasti Han pada tahun 202 SM -220 SM.
“Saat itu, pertama kalinya, Imlek dirayakan di semua wilayah di Tiongkok China,” tuturnya.
Tradisi merayakan malam tahun baru Imlek kemudian berlanjut pada era Dinasti Wei dan Jin (220-420) Masehi.
Dalam perjalanannya, merayakan tahun baru Imlek semakin meriah pada jaman Dinasti Tang hingga Qing karena saat itu China mengalami kemakmuran ekonomi.
Pada Dinasti Tang (618-907 Masehi) ritual sembahyang dan pengorbanan makanan masih menjadi ritual inti.
Kemudian ada tambahan perayaan membunyikan petasan dari batang bambu yang di dalamnya ada bumbu mesiu.
Bumbu mesiu dimasukkan ke rongga batang bambu untuk mengusir Nian, mahluk halus yang menyebabkan wabah penyakit.
Lali memasuki jaman Dinasti Song (960-1279 M) perayaan malam tahun baru Imlek berkembang lagi.
Ada pertunjukan Barongsai dan Liong Naga. Lalu petasan dimasukan ke dalam tabung kertas untuk menggantikan batang bambu.
Bubuk mesiu dimasukkan ke tabung kertas dengan warna merah, kuning dan biru lambang keberuntungan bagi warga Tionghoa.
“Hingga saat ini, tradisi petasan menggunakan bungkusan kertas. Kemudian sampai hari ini, perayaan Imlek terus berkembang seiring dengan perkembangan pada masyarakat,” tutur Suhu Jeremy.
Di masa kini, perayaan Imlek bahkan tidak saja dirayakan oleh warga Tionghoa, tetapi juga bisa dinikmati masyarakat dunia secara umum,.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.