SUARA CIREBON – Rencana demplot padi varietas baru UFA 1 dan UFA 2 ciptaan petani Kabupaten Cirebon di lahan pertanian milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, dipastikan tidak akan pernah terwujud. Hal itu, lantaran lahan di sejumlah titik yang ada seperti sudah “terkunci” oleh tangan-tangan kuat di sekitarnya.
Padahal, sejak awal Bupati Cirebon sendiri, H Imron telah menyatakan dukungannya sekaligus mempersilahkan petani tersebut untuk membuktikannya di lahan pertanian milik Pemkab Cirebon.
Petani pencipta padi varietas baru Usman Efendi mengaku kecewa, lantaran upayanya memajukan pertanian di Kabupaten Cirebon hanya berjalan sendiri. Pemkab Cirebon yang diharapkan dapat membantu memperkenalkan varietas baru tersebut, justru terkesan “mengubur” rencana besar Usman Efendi yang ingin meningkatkan hasil pertanian para petani padi di Kabupaten Cirebon.
“Saya sudah pernah diundang oleh ketua DPRD untuk audiensi terkait padi varietas baru dan pupuk unggul ciptaan saya. Waktu itu, Pak Bupati juga sudah menyatakan dukungannya, untuk melakukan demplot di lahan milik Pemkab Cirebon,” ujar Usman, Minggu, 5 Mei 2025.
Setelah melakukan survei lahan di wilayah Kecamatan Susukan dan Kecamatan Kaliwedi, pada tahun 2023 lalu kemudian Usman menempuh prosedur sewa sesuai ketentuan yang berlaku. Dinas terkait yang mendapat permohonan sewa lahan dari petani tersebut memberikan jawaban tak menggembirakan.
Menurut Usman, dirinya kemudian disuruh mengajukan permohonan sewa untuk musim tanam berikutnya, yakni 2024/2025. Dari hasil penelusuran yang dilakukan Usman, diketahui sejumlah lahan tersebut telah “terkunci” oleh kekuatan di sekitarnya.
Sehingga, Usman merasa tak lagi punya harapan untuk dapat melakukan demplot padi varietas baru ciptaannya.
“Sebelum memasuki musim tanam berikutnya, ada orang-orang yang datang ke para petani penyewa lahan untuk perpanjangan sewa,” terang Usman.
Ia menjelaskan, mereka melakukan hal tersebut karena ada keuntungan yang didapat dari nilai sewa sesungguhnya kepada Pemkab Cirebon.
“Di tingkat bawahnya seperti itu. Jadi kalau saya yang nyewa enggak mungkin mau karena harga sewanya sesuai ketentuan yakni Rp 12,5 juta per hektar. Tapi kalau ke petani lain, harga sewanya bisa mencapai Rp 16 juta sampai Rp 17 juta per hektar,” tandasnya.
Dengan kondisi tersebut, ia berharap bupati dapat langsung melakukan intervensi agar demplot padi varietas baru dapat terlaksana. Selain padi varietas baru dan pupuk unggul ciptaannya, Usman juga bakal mendemonstrasikan teknik pruning atau pemangkasan batang ketika padu berusia 20 sampai 25 hari.
Teknik tersebut juga diyakini Usman dapat meningkatkan hasil panen yang jauh lebih banyak.
“Petani di China sudah menerapkan teknik pruning. Di sini belum ada sama sekali, bahkan saya yakin para petani enggak akan ada yang berani. Jadi, apalagi mendukung saya menempuh hak paten, untuk demplot saja susah,” tukasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.